MEDIA CENTER BANJARBARU – Peristiwa Sumpah Pemuda merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah yang menandai perjuangan Indonesia melawan penjajahan bangsa lain.
Sumpah Pemuda mengandung ikrar yang menegaskan cita-cita mulia berdirinya bangsa Indonesia yang dicetuskan pada Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928.

Hari ini di lapangan Murjani Kota Banjarbaru di tanggal yang sama 94 tahun kemudian, dilaksanakan upacara peringatan hari sumpah pemuda yang dipimpin langsung oleh Walikota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin.
Upacara peringatan ini diikuti oleh berbagai organisasi kepemudaan hingga instasi serta lembaga di Kota Banjarbaru.

94 Tahun sudah Sumpah Pemuda diikrarkan, namun relevansinya masih dirasakan hingga kini, ujar Aditya.
Peran pemuda takkan pernah lepas dari kemajuan bangsa ini, dulu ikrar sumpah pemuda menjadi tonggak perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia melawan penjajah.
Dan kini semangat pemuda dalam bersatu bangun bangsa menjadi tonggak ketangguhan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada.
Pemuda hari ini adalah tokoh-tokoh yang berperan di masa yang akan datang, lanjut Aditya.
Apa yang dilakukan pemuda sekarang akan menjadi penentu kemajuan bangsa Indonesia di masa depan.
Jadikan nilai-nilai persatuan diatas segalanya, dan perbedaan yang ada anggaplah sebagai sebuah anugerah.

Khususnya untuk pemuda di Kota Banjarbaru ia berpesan, dengan momentum Sumpah Pemuda hari ini akan semakin banyak partisipasi pemuda dalam pembangunan.
“Perang pemuda kini bukanlah melawan penjajah, namun berperan serta, berinovasi, meningkatkan keahlian, dan terus berkreasi dalam persaingan global.” Tutupnya.
Upacara hari ini diisi oleh pengibaran Bendera Merah Putih dan pembacaan Teks Sumpah Pemuda yang dibacakan oleh perwakilan organisasi kepemudaan Kota Banjarbaru.

Dalam sejarahnya, Teks Sumpah Pemuda ditulis oleh Moehammad Yamin di atas selembar kertas yang disodorkan pada Soegondo Djojopoespito saat Sunario sedang berpidato di sesi terakhir kongres.
Soegondo kemudian membacakan naskah tersebut di depan para peserta untuk mendapat persetujuan. Ikrar ini mengobarkan api semangat memperjuangkan berdirinya negara Indonesia. Berikut isi teks Sumpah Pemuda saat peristiwa Kongres Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta.
PERTAMA : KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA
KEDOEA : KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
KETIGA : KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Isi dari Sumpah Pemuda ini tercantum di prasasti dinding Museum Sumpah Pemuda.(jongs-adhie/MedCenBJB)
Leave a Reply