
MEDIA CENTER BANJARBARU – Beredar kabar di beberapa media sosial seperti pesan berantai Whatsapp, Facebook dan Instagram, yang isinya menyampaikan informasi hoax, salah satunya pesan singkat melalui grup Whatsapp.
“Waspada!! Akhir-akhir ini pesawat chemtrail sgt akfit di udara. Gejala keracunan chemtrail : Demam, badan linu, batuk, flu, diare, badan gatal-gatal, dll. Jika anda sampai keracunan jangan minum obat paracetamol. Sedia selalu norit, VCO, cuka apel, jeruk lemon, Himalayan salt, minum air kelapa ijo. Jika paham ya apa yg dimaksud Omicron itu bkn lah virus, tapi sebab akibat dr keracunan chemtrail yg di sebar di udara,” demikian narasi yang dituliskan dalam pesan singkat grup WA.
Tidak hanya itu, sebuah rekaman video berdurasi 25 detik yang dimana video tersebut memperlihatkan sebuah garis putih memanjang di langit, juga menjadi viral di media sosial, Selasa (15/02/2022).
“Lokasi di Pekanbaru Chemtrail baru disebar. Ini yang tadi pagi Chemtrail sudah disebar sudah mengembun, sudah menjadi awan, dan sebentar lagi siap-siap hujan racun. Hati-hati buat pengguna motor mobil pakai pengaman selalu untuk mata dan kulit,” ucap suara dalam video tersebut.

Hingga Rabu (16/02/2022) siang, video tersebut sudah diteruskan dan dilihat lebih dari 500 kali.
Benarkah klaim pesan singkat grup dan video di Whatsapp tersebut. Berikut penjelasan dari Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nasional hasil melansir dari website covid19.go.id.
Beredar informasi di media sosial yang mengklaim bahwa varian Omicron bukan virus corona, melainkan akibat dari keracunan chemtrail yang ada di udara.
Setelah ditelusuri informasi yang beredar tersebut salah. Faktanya, klaim penyebaran racun chemtrail di udara menggunakan pesawat terbang merupakan teori konspirasi yang meyakini bahwa pemerintah atau pihak lain terlibat dalam program rahasia untuk menyebarkan bahan kimia beracun ke atmosfer menggunakan pesawat terbang.
Melansir dari Harvard University, teori konspirasi tersebut dibantah oleh pakar di bidang penerbangan. Jejak putih yang dklaim sebagai chemtrail adalah fenomena biasa yang disebut condensation trail.
Sedangkan melansir dari Kompas.com, Kepala Dinas Penerbangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma TNI Indah Gilang Buldansyah mengatakan jejak atau asap putih seperti awan yang terlihat di langit setelah pesawat terbang melintas adalah hal biasa.
Fenomena tersebut merupakan hasil pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat. Ada juga yang menyebutnya dengan vapor trails tapi jika bentuknya mulai melebar seperti awan biasa juga disebut dengan aviatus cloud.
Untuk itu, informasi melalui pesan singkat grup Whatsapp atau video yang mengatakan Omicron merupakan akibat dari chemtrail adalah informasi yang tidak benar atau hoax. (MedCenBJB)


Leave a Reply